HomeIndustri SpesifikBiaya Overhead Pabrik: Pengertian, Jenis, dan Cara Hitungnya

Biaya Overhead Pabrik: Pengertian, Jenis, dan Cara Hitungnya

Biaya overhead adalah komponen krusial dalam akuntansi perusahaan yang mencakup berbagai pengeluaran tidak langsung, seperti penyusutan aset, biaya pemeliharaan, hingga gaji supervisor. Mengabaikan perhitungan biaya overhead dapat membawa konsekuensi serius. Anda mungkin menghadapi pembengkakan anggaran tanpa disadari, ketidaktepatan perhitungan harga pokok produksi (HPP), dan bahkan kesalahan dalam menentukan harga jual. Akibatnya, margin keuntungan bisa menyusut, sementara cash flow perusahaan menjadi tidak stabil.

Tanpa manajemen biaya overhead yang tepat, perusahaan juga berisiko kehilangan daya saing di pasar. Biaya operasional yang tidak terkendali dapat membuat harga produk terlalu tinggi, sehingga sulit bersaing. Sebaliknya, menetapkan harga terlalu rendah karena salah perhitungan dapat menyebabkan kerugian finansial. Situasi ini dapat memperburuk kinerja bisnis secara keseluruhan, menghambat pertumbuhan, dan pada akhirnya merusak kepercayaan investor serta pelanggan.

Artikel ini akan membantu Anda untuk memahami apa itu biaya overhead pabrik, jenis-jenisnya, serta cara menghitung dan mengelolanya dengan baik. Dengan wawasan yang tepat, Anda dapat mengoptimalkan anggaran produksi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan bahwa setiap keputusan keuangan didasarkan pada data yang akurat. Memahami dan mengelola biaya overhead dengan baik adalah langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan bisnis Anda.

Apa itu Biaya Overhead Pabrik?

Biaya overhead pabrik adalah pengeluaran dalam proses produksi yang tidak termasuk biaya bahan baku maupun tenaga kerja langsung. Cakupan biaya ini termasuk penyusutan mesin, biaya pemeliharaan fasilitas, dan gaji supervisor. Sebagai bagian dari perhitungan harga pokok produksi (HPP), BOP diperlukan untuk memastikan efisiensi operasional manufaktur dan akurasi dalam menentukan profitabilitas perusahaan.

Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik dapat dikategorikan berdasarkan sifat, perubahan volume produksi, dan hubungannya dengan departemen. Dengan memahami klasifikasi tersebut, Anda lebih mudah untuk mempertimbangkan pengeluaran dalam produksi.

a. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, biaya ini mencakup biaya tetap, variabel, dan semi-variabel. Kategori ini mempermudah dalam mengidentifikasi komponen pengeluaran tetap dan fluktuatif.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi berfluktuasi. Contoh utamanya adalah penyusutan aset seperti mesin dan bangunan pabrik, atau gaji supervisor yang dibayarkan secara konstan, terlepas dari jumlah barang yang diproduksi.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel berubah seiring dengan perubahan volume produksi. Misalnya, konsumsi listrik dan bahan pendukung seperti pelumas mesin akan meningkat jika produksi bertambah. Dengan mengawasi biaya ini, perusahaan dapat menyesuaikan pengeluaran sesuai kebutuhan produksi.

3. Biaya Semi-Variabel

Biaya semi-variabel memiliki komponen tetap dan variabel. Misalnya, kontrak pemeliharaan mesin melibatkan biaya tetap untuk inspeksi rutin dan biaya variabel untuk perbaikan tambahan jika terjadi kerusakan.

b. Berdasarkan Perubahan Volume Produksi

Pengelompokan biaya overhead pabrik berdasarkan perubahan volume produksi memungkinkan perusahaan untuk memahami bagaimana biaya beradaptasi dengan tingkat aktivitas produksi.

1. Biaya Overhead Proporsional

Biaya proporsional meningkat seiring dengan peningkatan produksi. Contohnya adalah biaya bahan bakar mesin yang digunakan dalam proses produksi. Saat produksi meningkat, konsumsi bahan bakar juga bertambah. Dengan memantau biaya ini, Anda dapat mengidentifikasi titik efisiensi optimal dalam penggunaan sumber daya.

2. Biaya Overhead Degresif

Biaya overhead degresif meningkat lebih lambat dibandingkan peningkatan volume produksi. Misalnya, pelatihan awal untuk pekerja baru akan memerlukan biaya besar di awal, tetapi seiring waktu, biaya pelatihan per unit produksi menurun. Biaya ini membantu Anda memanfaatkan skala ekonomi untuk mengurangi beban pengeluaran pada volume produksi yang lebih tinggi.

3. Biaya Overhead Progresif

Biaya progresif meningkat lebih cepat daripada peningkatan produksi. Contohnya termasuk biaya lembur untuk tenaga kerja tidak langsung yang harus dipenuhi ketika ada pesanan mendadak atau target produksi tinggi. Peningkatan cepat ini memerlukan pengawasan ketat agar tidak membebani profitabilitas perusahaan.

c. Berdasarkan Hubungannya dengan Departemen

Kategori ini membedakan biaya overhead berdasarkan sejauh mana biaya tersebut dapat diatribusikan langsung ke departemen tertentu atau bersifat umum.

1. Biaya Overhead Langsung

Biaya overhead jenis ini dapat dikaitkan langsung dengan departemen tertentu. Misalnya, biaya pemeliharaan mesin di departemen produksi yang langsung berdampak pada efisiensi operasional unit tersebut. Dengan memahami biaya overhead langsung, Anda dapat mengalokasikan anggaran secara lebih terfokus dan meningkatkan kinerja spesifik departemen.

2. Biaya Overhead Tidak Langsung

Pengeluaran yang mendukung keseluruhan operasional perusahaan, seperti biaya utilitas dan administrasi umum, termasuk dalam biaya overhead tidak langsung. Alokasi biaya ini ke departemen tertentu sering kali sulit dilakukan, meskipun tetap krusial untuk kelancaran operasional. Memahami jenis biaya ini memungkinkan perencanaan anggaran strategis yang mencakup kebutuhan seluruh perusahaan secara menyeluruh.

Manfaat Biaya Overhead Pabrik

Biaya ini memiliki peran penting dalam menjaga efisiensi operasional dan keberlanjutan bisnis. Dengan memahami dan mengelola biaya ini, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dan menjaga daya saing. Salah satu cara efektif untuk mengelola biaya overhead adalah melalui ERP accounting, yang memungkinkan otomasi dalam pencatatan biaya tidak langsung, sehingga mempermudah pengawasan dan pelaporan.

1. Pengelolaan Anggaran Produksi

Manajemen biaya overhead membantu dalam perencanaan dan pengawasan anggaran produksi. Dengan memisahkan biaya tetap dan variabel, Anda dapat merancang anggaran yang realistis untuk setiap periode produksi. Sistem seperti ERP Accounting mendukung perencanaan anggaran yang lebih akurat, membantu perusahaan mengurangi risiko over-budgeting atau under-budgeting.

2. Mengawasi dan Mengontrol Pengeluaran

Pengawasan biaya ini memungkinkan perusahaan untuk memonitor setiap komponen pengeluaran tidak langsung. Misalnya, kontrol terhadap biaya utilitas dan pemeliharaan dapat mengidentifikasi potensi penghematan. Dengan sistem ERP, Anda dapat melacak pengeluaran ini secara real-time, sehingga keputusan keuangan dapat diambil lebih cepat dan tepat.

3. Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP)

Biaya overhead memainkan peran kunci dalam menentukan HPP. Dengan alokasi yang tepat, Anda bisa memastikan bahwa harga produk mencerminkan semua komponen biaya, termasuk yang tidak langsung. Ini penting untuk menjaga margin keuntungan tanpa membebani konsumen dengan harga yang terlalu tinggi.

4. Efisiensi Operasional

Pengelolaan biaya ini dengan baik berkontribusi pada efisiensi operasional pabrik. Misalnya, dengan mengoptimalkan biaya pemeliharaan mesin dan tenaga kerja tidak langsung, produksi dapat berjalan lancar tanpa gangguan. Hal ini juga membantu perusahaan menjaga tingkat produktivitas yang stabil.

5. Optimalisasi Keputusan Strategis

Informasi yang akurat tentang biaya overhead memungkinkan manajemen membuat keputusan strategis yang lebih baik. Contohnya, data ini dapat membantu Anda menentukan kapan harus melakukan investasi dalam teknologi baru atau kapan harus menekan pengeluaran tertentu untuk menjaga cash flow.

Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik

Menghitung biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya berdasarkan jam tenaga kerja, atau berdasarkan penggunaan mesin. Ini tergantung pada kebutuhan operasional dan karakteristik perusahaan.

1. Alokasi Berdasarkan Jam Tenaga Kerja

Metode ini mengalokasikan biaya overhead berdasarkan jumlah jam kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi. Semakin tinggi jam tenaga kerja langsung, semakin besar alokasi biaya overhead. Cara ini cocok untuk perusahaan yang mengandalkan tenaga kerja manual, seperti industri garment.

2. Alokasi Berdasarkan Penggunaan Mesin

Untuk perusahaan yang lebih bergantung pada mesin, metode ini digunakan dengan mendasarkan alokasi biaya overhead pada waktu operasional mesin. Biaya seperti penyusutan, pemeliharaan, dan konsumsi listrik dihitung sesuai dengan durasi penggunaan mesin dalam proses produksi.

Contoh Biaya Overhead Pabrik dalam Industri Manufaktur

Dalam industri manufaktur, berbagai jenis biaya overhead diperlukan untuk mendukung operasional pabrik. Biaya ini sering kali bersifat tidak langsung, namun tetap signifikan dalam menentukan harga pokok produksi. Berikut adalah beberapa contoh umumnya yaitu:

  • Penyusutan mesin: Mesin yang digunakan dalam proses produksi mengalami penyusutan nilai setiap tahun. Biaya ini dihitung sebagai bagian dari overhead karena tidak langsung terhubung dengan produksi unit tertentu.
  • Biaya pemeliharaan fasilitas: Meliputi perawatan rutin, perbaikan peralatan, hingga pembersihan pabrik yang diperlukan untuk menjaga lingkungan kerja tetap optimal.
  • Gaji supervisor produksi: Meskipun tidak langsung bekerja pada proses produksi, supervisor bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan kelancaran operasional.
  • Biaya utilitas: Pengeluaran untuk listrik, air, dan gas yang digunakan dalam operasional sehari-hari pabrik.
  • Biaya keamanan dan asuransi: Termasuk perlindungan terhadap aset pabrik dan keselamatan pekerja melalui asuransi dan jasa keamanan.

Pengelolaan biaya overhead ini membantu perusahaan dalam memastikan efisiensi dan akurasi dalam perhitungan HPP, yang penting untuk menentukan harga jual produk secara kompetitif.

Tips Kelola Biaya Overhead Pabrik

Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengalokasikan biaya secara optimal dan meminimalkan pemborosan tanpa mengorbankan kualitas produk atau layanan. Berikut beberapa tips penting yang bisa Anda coba.

1. Gunakan Teknologi untuk Pemantauan Real-Time

Mengadopsi teknologi seperti ERP membantu Anda memantau biaya overhead secara real-time. Fitur dalam ERP accounting memungkinkan pelacakan pengeluaran tidak langsung, seperti biaya pemeliharaan dan utilitas, secara otomatis. Pemantauan real-time ini memungkinkan manajemen mengambil keputusan cepat saat terjadi pembengkakan biaya, sehingga efisiensi operasional dapat terus dijaga.

2. Lakukan Analisis Biaya Rutin

Analisis biaya overhead secara berkala sangat penting untuk mengidentifikasi pola pengeluaran yang tidak efisien. Dengan membandingkan data dari berbagai periode, Anda dapat menemukan biaya yang mengalami peningkatan signifikan, seperti penyusutan mesin atau pemeliharaan fasilitas. Temuan ini dapat digunakan untuk merencanakan investasi baru, seperti mengganti mesin yang boros energi atau mengatur ulang jadwal perawatan.

3. Optimalkan Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya seperti listrik, bahan bakar, dan tenaga kerja tidak langsung perlu dioptimalkan. Mengadopsi peralatan hemat energi atau mengimplementasikan sistem otomatisasi pada proses tertentu dapat mengurangi konsumsi energi. Selain itu, merancang jadwal kerja yang seimbang untuk menghindari jam lembur juga bisa membantu mengurangi biaya tenaga kerja tidak langsung.

4. Evaluasi Kontrak dan Layanan Eksternal

Perusahaan sering kali memiliki kontrak dengan vendor atau penyedia jasa, seperti pemeliharaan mesin dan asuransi. Evaluasi rutin terhadap kontrak ini sangat penting untuk memastikan bahwa layanan yang diperoleh sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Negosiasi ulang dapat dilakukan untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif atau menyesuaikan cakupan layanan sesuai kebutuhan.

5. Terapkan Anggaran Berbasis Aktivitas

Pendekatan anggaran berbasis aktivitas memungkinkan alokasi biaya overhead ke aktivitas tertentu berdasarkan tingkat kontribusi aktivitas tersebut terhadap keseluruhan produksi. Dengan cara ini, Anda dapat mengidentifikasi aktivitas mana yang memerlukan biaya lebih besar dan fokus pada pengoptimalan aktivitas tersebut. Pendekatan ini tidak hanya membantu dalam mengontrol pengeluaran, tetapi juga dalam perencanaan strategis.

6. Kembangkan Program Pelatihan untuk Karyawan

Biaya overhead juga dapat ditekan melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja. Program pelatihan yang tepat dapat membantu karyawan memahami cara kerja mesin dengan lebih efisien atau mengelola bahan baku secara optimal. Keterampilan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi risiko kesalahan yang dapat menyebabkan biaya tambahan.

7. Tetapkan Indikator Kinerja Utama (KPI)

Menetapkan KPI untuk mengukur efisiensi biaya overhead adalah langkah penting. Misalnya, memonitor rasio biaya overhead terhadap total biaya produksi dapat memberikan wawasan tentang efisiensi biaya. Jika rasio ini meningkat, manajemen dapat segera mengevaluasi faktor penyebabnya dan mengambil tindakan untuk mengembalikannya ke level yang optimal.

Kesimpulan

Mengelola biaya overhead pabrik dengan efektif adalah kunci untuk menjaga efisiensi operasional, meningkatkan profitabilitas, dan memastikan daya saing bisnis dalam jangka panjang. Dengan memahami berbagai jenis biaya overhead dan cara pengelolaannya, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meminimalkan pengeluaran yang tidak perlu.

Untuk membantu Anda dalam mengelola biaya overhead dengan lebih efisien, Bridgenr menawarkan solusi ERP Accounting yang dilengkapi dengan fitur real-time expense tracking dan advanced cost allocation. Sistem ini dirancang untuk memberikan visibilitas penuh terhadap pengeluaran tidak langsung dan mendukung perencanaan anggaran yang akurat. Jadwalkan demo gratis bersama tim Bridgenr hari ini dan temukan bagaimana solusi kami dapat membantu meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan Anda.

FAQ:

Apa yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik BOP?

Biaya overhead pabrik (BOP) merupakan biaya produksi yang timbul di luar kebutuhan bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya ini mencakup berbagai pengeluaran tidak langsung yang diperlukan untuk mendukung proses produksi.

Apa rumus tarif biaya BOP?

Biaya overhead bulanan dapat dihitung dengan membagi total biaya overhead dengan biaya tenaga kerja bulanan, kemudian mengalikan hasilnya dengan 100 untuk mendapatkan persentase. Semakin rendah persentase ini, semakin efisien suatu bisnis dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Mengapa dalam BOP harus ada penentuan tarif dimuka?

Tarif BOP yang ditentukan di muka digunakan untuk memastikan informasi harga pokok produksi tetap konsisten, tidak terpengaruh oleh perubahan sementara pada tingkat kegiatan produksi, efisiensi produksi, atau fluktuasi lainnya yang dapat mengganggu perhitungan biaya overhead secara akurat.

Apa tujuan menghitung biaya produksi?

Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap dijual dan digunakan. Hal ini mencakup semua biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pasar.

Faktor apa saja yang mempengaruhi anggaran overhead pabrik?

Penyusunan biaya overhead pabrik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti standar pembebanan biaya yang ditetapkan, sistem pembayaran upah, dan metode depresiasi yang digunakan. Selain itu, metode alokasi biaya yang diterapkan perusahaan juga berperan penting dalam menentukan biaya overhead.

Latest Posts