Pernahkah Anda mengalami kesalahan dalam perhitungan gaji karyawan, seperti jumlah yang tidak sesuai atau potongan yang tidak jelas? Hal ini bisa menimbulkan kebingungan dan ketidakpuasan di pihak karyawan, serta berdampak negatif pada perusahaan. Salah satu penyebab umum adalah karena kurangnya pemahaman tentang apa yang membedakan take home pay dari gaji kotor.
Take home pay adalah jumlah yang diterima karyawan setelah dipotong berbagai biaya, seperti pajak dan BPJS. Meskipun terkesan sederhana, perhitungan yang akurat membutuhkan perhatian pada berbagai faktor, termasuk regulasi ketenagakerjaan yang berlaku. Tanpa sistem yang tepat, perhitungan gaji bisa menjadi proses yang membingungkan dan memakan waktu.
Artikel ini akan membantu Anda untuk memahami lebih dalam tentang take home pay, cara menghitungnya dengan benar, serta bagaimana teknologi dapat membantu mempermudah dan mempercepat proses penggajian karyawan Anda.
Apa itu Take Home Pay?
Take home pay adalah jumlah uang yang diterima oleh karyawan setelah potongan-potongan yang berlaku, seperti pajak, BPJS, dan potongan lainnya. Jumlah ini merupakan gaji bersih yang akan diterima oleh karyawan setelah perusahaan mengurangkan semua kewajiban yang berlaku. Hitungan ini tidak hanya mencakup gaji pokok, tetapi juga tunjangan, bonus, serta potongan yang dapat mengurangi jumlah akhir yang diterima.
Perbedaan Take Home Pay dan Gaji Kotor
Untuk lebih memahami perbedaan antara gaji kotor dan take home pay, penting untuk mengetahui bahwa keduanya adalah angka yang sering digunakan untuk menggambarkan pendapatan seorang karyawan, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah pembahasan secara rinci perbedaan antara gaji kotor dan take home pay.
1. Definisi
Gaji kotor adalah jumlah penghasilan total yang diterima seorang karyawan sebelum ada potongan apapun, seperti pajak atau iuran lainnya. Sementara itu, take home pay adalah jumlah penghasilan bersih yang diterima karyawan setelah dilakukan berbagai potongan, seperti pajak, BPJS, dan potongan lainnya.
2. Komponen
Perbedaan take home pay dan gaji kotor juga mencakup pada komponen. Komponen gaji kotor mencakup gaji pokok, tunjangan, bonus, serta benefit lain yang menjadi hak karyawan secara total. Sebaliknya, take home pay hanya mencakup gaji pokok dan tunjangan yang telah dikurangi dengan berbagai potongan, sehingga menggambarkan penghasilan bersih yang diterima.
3. Relevansi
Gaji kotor sering digunakan sebagai angka acuan dalam negosiasi gaji atau dalam pembuatan kontrak kerja. Di sisi lain, take home pay lebih relevan untuk perencanaan keuangan pribadi karyawan karena menggambarkan jumlah uang yang benar-benar diterima dan dapat digunakan.
4. Tujuan
Gaji kotor digunakan oleh perusahaan untuk menghitung total biaya gaji yang harus dikeluarkan, termasuk semua tunjangan dan manfaat lain. Sebaliknya, take home pay adalah angka yang digunakan karyawan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengelola pengeluaran pribadi.
Dapat disimpulkan bahwa meskipun gaji kotor terlihat lebih besar, take home pay adalah angka yang lebih relevan bagi karyawan untuk merencanakan keuangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi karyawan untuk memahami bahwa ini adalah jumlah yang lebih realistis terkait dengan penghasilan bersih yang diterima setelah semua potongan.
Komponen Take Home Pay
Take home pay terdiri dari beberapa komponen yang saling memengaruhi jumlah akhir yang diterima oleh karyawan. Memahami komponen-komponen ini sangat penting agar karyawan dapat menghitung dengan tepat apa yang akan mereka terima setiap bulannya. Salah satu sistem yang dapat membantu perhitungan gaji secara otomatis adalah HRMS, yang mempermudah pengelolaan payroll dan meminimalisir kesalahan dalam perhitungan. Berikut adalah komponen utama yang membentuk take home pay:
1. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah jumlah dasar yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan mereka. Biasanya merupakan komponen terbesar dalam take home pay dan tidak dipengaruhi oleh absensi atau kinerja tertentu (tergantung pada kesepakatan antara karyawan dan perusahaan). Gaji ini dihitung berdasarkan jabatan, pengalaman, dan tingkat pendidikan karyawan.
2. Tunjangan Tetap dan Tidak Tetap
Tunjangan tetap adalah tunjangan yang diterima oleh karyawan setiap bulan, tanpa terpengaruh oleh kinerja atau kehadiran. Contohnya termasuk tunjangan transportasi, tunjangan makan, dan tunjangan kesehatan. Sementara itu, tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang diberikan berdasarkan kondisi tertentu, seperti tunjangan untuk lembur atau tunjangan kinerja yang diberikan jika karyawan memenuhi target tertentu.
3. Bonus dan Benefit
Bonus adalah pembayaran tambahan yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kinerja atau pencapaian perusahaan selama periode tertentu, seperti akhir tahun atau pencapaian target tertentu. Benefit mencakup fasilitas atau layanan lain yang diberikan oleh perusahaan, seperti asuransi kesehatan, kendaraan dinas, atau fasilitas kesejahteraan lainnya yang tidak langsung berupa uang.
4. Potongan
Ini adalah pengurangan dari gaji karyawan yang wajib dibayar untuk memenuhi kewajiban tertentu. Potongan ini termasuk potongan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), pajak penghasilan (PPh 21), dan potongan lainnya seperti pinjaman perusahaan atau kontribusi pensiun. Besaran potongan ini dapat bervariasi tergantung pada regulasi yang berlaku dan penghasilan karyawan.
Cara Menghitung Take Home Pay
Menghitung take home pay adalah langkah penting untuk mengetahui penghasilan bersih yang akan diterima setelah dipotong berbagai biaya dan kewajiban. Proses ini dimulai dengan menghitung gaji kotor, kemudian mengurangi potongan-potongan yang berlaku. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang cara menghitungnya.
1. Menentukan Gaji Kotor
Langkah pertama dalam menghitung take home pay adalah menentukan gaji kotor. Gaji kotor mencakup seluruh penghasilan yang diterima seorang karyawan sebelum dipotong pajak atau biaya lainnya. Ini termasuk gaji pokok, tunjangan tetap seperti tunjangan transportasi atau makan, tunjangan tidak tetap seperti bonus tahunan, dan benefit lainnya.
2. Menghitung Potongan
Setelah menentukan gaji kotor, langkah selanjutnya adalah menghitung potongan yang harus dilakukan. Jumlah ini biasanya mencakup pajak penghasilan, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, serta potongan lain yang relevan seperti pinjaman karyawan atau iuran pensiun. Semua potongan ini akan dikurangi dari gaji kotor untuk mendapatkan jumlah yang lebih realistis. Semakin besar potongan yang berlaku, semakin kecil jumlah take home pay yang diterima karyawan.
3. Kalkulasi Gaji Bersih
Setelah potongan dihitung, langkah terakhir adalah menghitung take home pay atau gaji bersih yang akan diterima. Gaji bersih ini didapatkan dengan mengurangi total potongan dari gaji kotor. Gaji bersih ini adalah jumlah yang akan diterima karyawan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, dan penting bagi karyawan untuk mengetahui angka ini agar dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik. Kalkulasi take home pay yang tepat juga membantu perusahaan untuk memastikan bahwa karyawan menerima pembayaran yang sesuai dengan hak-haknya.
Contoh Perhitungan Take Home Pay
Misalkan seorang karyawan memiliki gaji pokok sebesar Rp8.000.000, tunjangan transportasi Rp1.000.000, dan tunjangan makan Rp500.000. Total gaji kotor karyawan tersebut adalah Rp9.500.000. Selanjutnya, setelah dihitung potongan pajak penghasilan sebesar Rp500.000, potongan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan sebesar Rp300.000, serta potongan lain yang totalnya Rp200.000, maka total potongan yang dikenakan adalah Rp1.000.000. Dengan demikian, take home pay yang diterima karyawan tersebut adalah:
Gaji Kotor = Rp8.000.000 + Rp1.000.000 + Rp500.000 = Rp9.500.000
Total Potongan = Rp500.000 (Pajak) + Rp300.000 (BPJS) + Rp200.000 (Potongan Lain) = Rp1.000.000
Take Home Pay = Rp9.500.000 – Rp1.000.000 = Rp8.500.000
Contoh ini menunjukkan bagaimana potongan-potongan yang relevan mengurangi gaji kotor, sehingga take home pay yang diterima karyawan menjadi jumlah yang lebih kecil namun mencerminkan penghasilan bersih yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Memahami proses perhitungan ini sangat penting bagi karyawan dalam merencanakan keuangan pribadi dengan lebih tepat.
Permudah Perhitungan Gaji Karyawan dengan Software HR Bridgenr
Mengelola penggajian karyawan bisa menjadi tugas yang kompleks dan memakan waktu. Namun, dengan menggunakan Complete HRIS dari Bridgenr, proses penghitungan gaji menjadi lebih efisien dan otomatis, mengurangi potensi kesalahan serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan. Berikut adalah fitur-fitur dari Complete HRIS yang dapat mempercepat dan mempermudah proses penggajian:
- Robotic Payroll Processing: Otomatisasi proses penggajian yang memungkinkan penghitungan gaji dilakukan secara cepat dan akurat tanpa intervensi manual.
- Automated Compliance Checks: Memastikan semua penggajian dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, mengurangi risiko kesalahan dalam kepatuhan hukum.
- Real-Time Attendance Monitoring: Pemantauan kehadiran karyawan secara real-time dengan bantuan AI dan perangkat biometrik, yang membantu akurasi perhitungan gaji berdasarkan absensi.
Dengan fitur-fitur ini, Bridgenr tidak hanya meningkatkan efisiensi proses penggajian, tetapi juga memastikan bahwa semua aspek administrasi karyawan berjalan dengan lancar, akurat, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara gaji kotor dan take home pay sangat penting untuk perencanaan keuangan pribadi dan memastikan bahwa karyawan menerima pembayaran yang adil. Selain itu, komponen-komponen yang membentuk take home pay, seperti gaji pokok, tunjangan, bonus, dan potongan wajib, harus dihitung dengan teliti untuk menghindari kesalahan yang dapat memengaruhi kesejahteraan karyawan. Proses penggajian yang akurat dan efisien adalah hal yang tak kalah penting untuk perusahaan.
Untuk mempermudah dan mempercepat perhitungan penggajian yang akurat, Bridgenr menawarkan Complete HRIS dengan fitur canggih seperti Robotic Payroll Processing, Automated Compliance Checks, dan Real-Time Attendance Monitoring. Dengan sistem otomatis yang dimiliki oleh Bridgenr, perusahaan dapat mengurangi potensi kesalahan, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, dan mengelola penggajian dengan lebih efisien. Jika Anda ingin melihat bagaimana Bridgenr dapat membantu menyederhanakan proses penggajian di perusahaan Anda, jadwalkan demo gratis dengan tim kami sekarang!